Sabtu, 21 November 2015

TUGAS IBD TENTANG SISTEM MATA PENCAHARIAN SUKU TORAJA



SISTEM EKONOMI DAN SISTEM MATA PENCAHARIAN SUKU TORAJA



Disusun oleh : Aliya Dimarizkya
Kelas: 1EB26 Akuntansi
NPM : 20215559
Universitas Gunadarma








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................3
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................3
1.3 Tujuan ...........................................................................................3
1.4 Sistematika Penulisan ....................................................................3
BAB II SISTEM EKONOMI  SUKU TORAJA
2.1 Sistem Ekonomi  Suku Toraja...........................................................4
 BAB III  SISTEM MATA PENCAHARIAN SUKU TORAJA
3.1 Sistem Mata Pencaharian Suku Toraja..............................................5 
BAB IV  SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA................................................................................7


  












BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

            Sistem mata pencaharian serta peralatan dan perlengkapan hidup manusia merupakan wujud kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan. Untuk menunjang kehidupan setiap masyarakat pasti memiliki mata pencaharian utama, sehingga terdapat kelompok suku bangsa atau komunitas wilayah tertentu memiliki mata pencaharian yang khas dibandingkan dengan wilayah lainnya sebagai identitas warganya. Sistem mata pencaharian hidup merupakan sumber kegiatan ekonomi masyarakatnya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari untuk melangsungkan kehidupannya. Setiap manusia wajib memiliki sistem mata pencaharian demi kesejahteraan hidup di masyarakat serta untuk memiliki kelas atau kedudukan tinggi jika mata pencahariannya cenderung lebih baik. Namun di satu sisi, suatu wilayah tertentu masyarakatnya memiliki mata pencaharian yang masih tergolong sederhana dalam upaya pemenuhan kehidupannya, seperti bertani, berladang, dan beternak atau budidaya.
1.2 Perumusan Masalah
        1. Bagaimana gambaran umum sistem ekonomi Suku Toraja?
        2. Bagaimana gambaran umum sistem mata pencaharian Suku Toraja?
1.3 Tujuan
              1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dari dosen yang bersangkutan, 
              2.      Mengetahui ruang lingkup Sistem mata pencaharian dan sistem ekonomi
              3.      Mengetahui sistem mata pencaharian yang ada di lingkungan Suku Toraja
      1.4 Sistematika Penulisan
                Makalah ini disusun dalam tiga bab, yaitu pendahuluan, Sistem ekonomi Suku Toraja, dan Sistem Mata Pencaharian Suku Toraja. Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, sistematika penulisan. Bab kedua memuat tentang sistem ekonomi Suku Toraja, Pada bab ketiga memuat tentang sistem mata pencaharian Suku Toraja, Pada bagian akhir, simpulan dan daftar pustaka.

           


            BAB II
            SISTEM EKONOMI SUKU TORAJA
 2.1         Sebelum masa Orde Baru, ekonomi Toraja bergantung pada pertanian dengan adanya terasering di lereng-lereng gunung dan bahan makanan pendukungnya adalah singkong dan jagung. Banyak waktu dan tenaga dihabiskan suku Toraja untuk berternak kerbau, babi, dan ayam yang dibutuhkan terutama untuk upacara pengorbanan dan sebagai makanan. Satu-satunya industri pertanian di Toraja adalah pabrik kopi Jepang, Kopi Toraja.
            Dengan dimulainya Orde Baru pada tahun 1965, ekonomi Indonesia mulai berkembang dan membuka diri pada investasi asing. Banyak perusahaan minyak dan pertambangan multinasional membuka usaha baru di Indonesia. Masyarakat Toraja, khususnya generasi muda, banyak yang berpindah untuk bekerja di perusahaan asing. Mereka pergi ke Kalimantan untuk kayu dan minyak, ke Papua untuk menambang, dan ke kota-kota di Sulawesi dan Jawa. Perpindahan ini terjadi sampai tahun 1985.
            Ekonomi Toraja secara bertahap beralih menjadi pariwisata berawal pada tahun 1984. Antara tahun 1984 dan 1997, masyarakat Toraja memperoleh pendapatan dengan bekerja di hotel menjadi pemandu wisata, atau menjual cinderamata. Timbulnya ketidakstabilan politik dan ekonomi  Indonesia . pada akhir 1990-an (termasuk berbagai konflik agama di Sulawesi) telah menyebabkan pariwisata Toraja menurun secara drastis. Toraja lalu dikenal sebagai tempat asal dari kopi Indonesia.  Kopi Arabika ini terutama dijalankan oleh pengusaha kecil.











BAB III
SISTEM MATA PENCAHARIAN SUKU TORAJA
3.1 Ekonomi Toraja secara bertahap beralih menjadi pariwisata berawal pada tahun 1984. Antara tahun 1984 dan 1997, masyarakat Toraja memperoleh pendapatan dengan bekerja di hotel, menjadi pemandu wisata, atau menjual cinderamata. Timbulnya ketidakstabilan politik dan ekonomi Indonesia pada akhir 1990-an (termasuk berbagai konflik agama di Sulawesi) telah menyebabkan pariwisata Toraja menurun secara drastis. Sebagian besar penduduk Tana Toraja adalah petani, sementara tenaga kerja lainnya bergerak di berbagai bidang, antara lain di sektor–sektor : pemerintah, perdagangan, hotel dan restoran, industri pengolahan, bangunan, angkutan, dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan, dan industri kerajinan. Sebelum masa Orde Baru, ekonomi Toraja bergantung pada pertanian dengan adanya terasering di lereng-lereng gunung dan bahan makanan pendukungnya adalah singkong dan jagung. Banyak waktu dan tenaga dihabiskan suku Toraja untuk berternak kerbau, babi, dan ayam yang dibutuhkan terutama untuk upacara pengorbanan dan sebagai makanan.Kopi Toraja. Satu-satunya industri pertanian di Toraja adalah pabrik kopi Jepang, Dengan dimulainya Orde Baru pada tahun 1965, ekonomi Indonesia mulai berkembang dan membuka diri pada investasi asing. Banyak perusahaan minyak dan pertambangan Multinasional membuka usaha baru di Indonesia. Masyarakat Toraja, khususnya generasi muda, banyak yang berpindah untuk bekerja di perusahaan asing. Mereka pergi ke Kalimantan untuk kayu dan minyak, ke Papua untuk menambang, dan ke kota-kota di Sulawesi dan Jawa. Perpindahan ini terjadi sampai tahun 1985. Meskipun Toraja pernah mengalami krisis tetapi mereka bisa melewati semuanya dengan membangun di sektor pariwisatanya yang membuat banyak wisatawan mau mengunjungi tempat seperti Toraja ini da bukan itu sama mereka mampu untuk membangun  pendapatan negara karena banyak wisatawan yang ingin melihat kehidupan betapanya sebuah perkampungan atau suku yang masih menyimpan kesederhanaan. Terlindung aman di luar gunung tinggi dan tebing batu granit, inilah tempat dimana  masyarakat Toraja tinggal, di sebuah lembah subur dengan terasering sawah menghijau dan perkebunan kopi yang subur. Inilah salah satu tempat terindah di Indonesia yang menyimpan daya magis dalam kultur extravaganza Tana Toraja serta bebatuan megalitik Lore Lindu. Pesonanya terkuak ketika tengkorak-tengkorak manusia menunjukan kemisteriusannya kepada Anda juga puluhan kerbau dan babi yang pasrah disembelih untuk upacara kematian demi sebuah ritus ‘Orang Mati yang Hidup’ . Melihat situs makam pahat di Lemo, makam goa purba di Londa, menhir di Rante Karassik, dan perkampungan Kete Kesu unik. Semuanya terpeliharanya dalam bingkai adat budaya karena masyarakatnya sangat menghormati leluhur dengan tetap menjaga eksistensi pekuburannya. Dan setelah banyak wisatawan yang datang mata pencarian sekarang bukan hanya dari pertanian dan tenun saja tetapi sekarang sudah maju dengan membuat cinderamata untuk oleh-oleh bagi wisatawan yang datang.










BAB IV
SIMPULAN
Masyarakat Toraja banyak yang memiliki sawah sehingga sebagian besar penduduk Toraja bermata pencaharian sebagai petani. Dalam rumah tangga bagi orang Suku Toraja suami dan isteri sama-sama mencari nafkah, seperti dalam pertanian kalau suami mencangkul disawah adalah kewajiban isteri menanaminya. Sistem mata pencaharian hidup masyarakat Tana Toraja disebut Undaka Katuan , yang bergerak di sektor pertanian. Hal ini disebabkan masih tersedianya lahan pertanian/ perkebunan yang cukup luas, sedangkan sektor lapangan kerja lain yang memungkinkan untuk menyerap tenaga kerja yang banyak dengan latar belakang pendidikan relatif
rendah dapat dikatan masih sedikit. Mata pencaharian hidup di bidang pertanian tersebut dikenal dengan istilah Mukhun Dilitak, yang dapat dibedakan atas ma’palak (berkebun) dan ma’uma (bertani).
Selain mata pencaharian di bidang pertanian, banyak penduduk yang mengusahakan jenis mata pencaharian yang lain seperti peternakan, industri kerajinan rakyat, perdagangan dan karyawan (pemerintah atau swasta). Dalam sektor peternakan jenis hewan ternak yang dipelihara antara kerbau, babi, itik, dan ayam serta ikan mas. Sedangkan kerajinan rakyat, menghasilkan kerajinanukiran pada kayu dan bambu anyaman dari bambu dan daun lontar, tenun, pandai besi, dan lain-lain. Hasil produksi
kerajinan rakyat setempat umumnya dijual dalam bentuk souvenir untuk wisatawan, yang kebanyakan dijajakan di sekitar kawasan objek wisata.





DAFTAR PUSTAKA



Fadhillah,Dheny .2012. Sistem Mata Pencaharian Suku Toraja. http://unj-pariwisata.blogspot.co.id/2012/05/sistem-ekonomi_30.html. 20 November 2015






Tidak ada komentar:

Posting Komentar