Jumat, 27 Mei 2016

TULISAN 15 PEREKONOMIAN INDONESIA



Gigi Kalah dengan Lidah. Kisah inspiratif. (Pelajaran Hidup yang Berharga)

Setelah mengetahui bahwa pembimbingnya, Chang Cong, sakit keras, Lao Tzu mengunjunginya. Terlihat jelas bahwa Chang Cong mendekati akhir hidupnya.
"Guru, apakah guru mempunyai kata-kata bijak terakhir untukku?" kata Lao Tzu kepadanya.
"Sekalipun kamu tidak bertanya, aku pasti akan mengatakan sesuatu kepadamu," jawab Chang Cong.
"Apa itu ?"
"Kamu harus turun dari keretamu bila kamu melewati kota kelahiranmu"
" Ya, Guru. Ini berarti orang tidak boleh melupakan asalnya"
"Bila kamu melihat pohon yg tinggi, kamu harus maju dan mengaguminya"
"Ya, Guru. Ini berarti saya harus menghormati orang yang lebih tua"
" Sekarang, lihat dan katakan apakah kamu dapat melihat lidahku," kata Chang Cong, menundukkan dagunya dengan susah payah.
" Ya. "
" Apakah kamu melihat gigiku?"
" Tidak, tak ada gigi yg tersisa."
" Kamu tahu kenapa?" tanya Chang Cong
" Aku rasa," kata Lao Tzu setelah berpikir sejenak, " lidah tetap ada karena lunak. Gigi rontok karena mereka keras. Benar tidak?"
" Ya, anakku," angguk Chang Cong. " Itulah kebijaksanaan di dunia. Aku tidak punya apa-apa lagi untuk diajarkan kepadamu."
Dikemudian hari, Lao Tzu mengatakan : " Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yg selunak air. Namun tidak ada yg mengunggulinya mengalahkan yg keras. Yang lunak mengalahkan yg keras dan yg lembut mengalahkan yg kuat. Setiap orang tahu itu, tapi sedikit saja yg mempraktekkannya."


~Shuo Yuan ( Abad 1 S.M )~

 


TULISAN 14 PEREKONOMIAN INDONESIA



Setiap Kejadian Itu Pasti Ada Hikmahnya

Sahabat-sahabat saya yang super, saya yakin setiap orang pasti punya kejadian. Entah itu kejadian yang besar (bersejarah gitu), sedang atau bahkan biasa saja. Namun tahukah Anda bahwa alam ini terkadang mau memberi arti pada kita dari setiap kejadian yang ada. Untuk lebih jelasnya, mari kita baca sebuah cerita sederhana berikut.
Dikisahkan, ada seorang pemuda sedang naik sepeda motor di jalan raya. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya seperti ditumpahkan dari langit. Dengan segera ditepikan sepeda motornya untuk berteduh di emper sebuah toko. Dia pun membuka helm yang dikenakan dan segera perhatiannya tercurah pada langit di atas yang berlapis awan kelabu.
Sambil menggigil kedinginan, bibirnya tampak berkomat-kamit melantunkan doa, “Tuhan, tolong hentikan hujan yang kau kirim ini. Engkau tahu, saya sedang didesak keadaan harus segera tiba di tempat tujuan. Please Tuhan….., please….. Tolong dengarkan doa hambamu ini”. Dan tak lama kemudian tiba-tiba hujan berhenti dan segera si pemuda melanjutkan perjalanannya sambil mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan yang telah mendengar dan mengabulkan doanya.
Di waktu yang berbeda, di cuaca yang masih tidak menentu, lagi-lagi hujan turun cukup deras dan kembali si pemuda mengulang kegiatan yang sama seperti pengalamannya yang lalu, yakni berdoa memohon Tuhan menghentikan hujan, tetapi kali ini hujan tidak berhenti bahkan semakin deras mengguyur bumi. Di tengah menunggu berhentinya hujan, si pemuda sadar, dia harus berupaya menemukan dan membeli jas hujan untuk mengantisipasi saat berkendaraan di tengah hujan. Kali ini, walaupun terlambat, dia belajar sesuatu hal yakni ada saatnya mengucap doa tetapi juga harus disertai dengan usaha yaitu menyiapkan jas hujan.
Suatu hari, di waktu yang berbeda,si pemuda ke kantor tanpa sepeda motornya karena mogok akibat kebanjiran. Hujan yang kembali turun, tetapi jas hujan yang telah dibeli, saat dibutuhkan, tiba-tiba raib entah kemana. Dia pun mulai bertanya kesana kemari, barangkali ada yang bersedia meminjamkan payung atau apapun untuk melindunginya dari terpaan guyuran hujan. Kembali diulang doa yang sama, usaha yang sama, dan harapan yang sama pula. Eh,tiba-tiba seorang teman yang bersiap hendak meninggalkan tempat itu dengan berkendaraan mobil berkata, “Hai teman, kalau kita searah jalan. Ayo ikut aku sekalian. Aku antar sampai tempat tujuanmu dan dijamin tidak kehujanan, oke?”. maka si pemuda itu pun mendapat tumpangan dan pulang ke rumah dengan selamat.
Peristiwa alam yang sama, yakni turunnya hujan, telah mengajarkan si pemuda bahwa selain doa, harus usaha dan akhirnya berserah. Karena jika kita mau membuka hati, ternyata Tuhan tidak pernah meninggalkan kita tetapi kitalah yang harus berupaya dengan segala cara dan pikiran yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita.

Pesan Cerita

Dalam cerita kita bisa lihat seorang pemuda yang mengalami beberapa kejadian yang memang terlihat sederhana, simple tapi bisa memberi banyak arti. Pertama kita lihat si pemuda saat kehujanan pertama kali. Dia berdoa pada Tuhan, agar hujan berhenti.
Kemudian saat kejadian kehujanan yang kedua, dia berdoa pula tapi hujan justru tambah deras. Lalu pada kejadian ketiga, si pemuda pasrah saja ehh tiba-tiba datang bantuan.
Apa yang bisa kita pelajari? Yang bisa kita pelajari adalah bahwa Tuhan sudah punya maksud dan tujuan dalam kejadian-kejadian yang menimpa kita. Bukankah tidak ada tujuan lain dari Tuhan selain memuliakan kita? Barangkali hujan sengaja diturunkan saat kita mau bepergian, lalu kita berdoa. Mungkin saja tujuannya supaya kita ingat dengan Tuhan. Kemudian mungkin juga saat kita kehujanan, berdoa supaya hujan segera reda tapi justru hujan tambah deras. Barangkali Tuhan mau menyampaikan ehh usaha dong.. jangan cuma doa mulu. Akhirnya kita antisipasi dengan menyiapkan jas hujan.
Tanpa sadar, sebenarnya setiap kejadian yang datang atau menimpa kita itu justru bisa memberi petunjuk atas masalah-masalah dan keluhan kita selama ini. So mulai dari sekarang, jangan berfokus pada masalah atau kejadian yang menimpa Anda, tapi berfokus jugalah pada apa pesan atau sesuatu yang bisa Anda pelajari dari kejadian tersebut.
Barangkali kita sengaja digagalkan oleh Tuhan, supaya kita lebih serius dan tekun belajar. Barangkali kita dibuat jatuh supaya kita sadar bahwa jadi orang harus tetap rendah hati, dan banyak lagi kejadian-kejadian yang bisa menghantarkan pesan pada kita.

TULISAN 13 PEREKONOMIAN INDONESIA



10 MANFAAT PUASA UNTUK KESEHATAN

Meningkatkan detoksifikasi
Makanan-makanan olahan banyak mengandung aditif zat kimia, yang bisa menjadi racun dalam tubuh. Sebagian besar dari zat racun ini tersimpan dalam lemak tubuh, dan lemak ini akan dibakar selama kita berpuasa secara berkelanjutan. Dengan demikian, racun-racun tersebut secara otomatis juga ikut dilepaskan keluar dari tubuh. Sementara itu organ hati, ginjal dan organ lain dalam tubuh juga melakukan proses detoksifikasi.
Menyehatkan sistem Sistem pencernaan
Selama kita berpuasa, maka organ-organ pencernaan akan beristirahat. Fungsi fisiologis pencernaan tetap berjalan normal terutama produksi sekresi pencernaan, akan tetapi dengan jumlah yang berkurang yang membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Pemecahan makanan juga terjadi pada tingkat yang stabil, dan pelepasan energi juga mengikuti pola yang bertahap. Sebagai akibat dari diet yang salah, sebagian besar dari kita saat ini banyak yang menderita berbagai macam penyakit gastrointestinal. Yang paling umum adalah seperti sembelit, kembung, dan gastritis. Puasa bisa memberikan  penyembuhan untuk penyakit-penyakit ini. Saat kita berpuasa, sistem pencernaan akan memperoleh waktu untuk merevitalisasi dan meningkatkan fungsinya. Jadi setelah berbuka puasa, sistem pencernaan menjadi lebih efisien dan lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan suatu penyakit.
Mengatasi masalah peradangan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa mempromosikan penyembuhan penyakit peradangan dan alergi. Contoh dari penyakit peradangan adalah seperti rematik atau rheumatoid arthritis, dan penyakit kulit seperti psoriasis. Beberapa ahli juga menyatakan bahwa puasa bisa meningkatkan penyembuhan penyakit radang usus seperti kolitis ulserativa.
Mengurangi kadar Gula Darah
Selama berpuasa tubuh kita meningkatkan pemecahan glukosa, yang dilakukan agar tubuh bisa memperoleh energi. Hal ini akan mengurangi produksi insulin yang terletak pankreas, dan glukagon diproduksi untuk memfasilitasi pemecahan glukosa. Dengan demikian puasa berarti bisa mengurangi gula darah.
Meningkatkan pembakaran lemak
Respon pertama oleh tubuh terhadap puasa adalah memecah glukosa. Ketika persediaan glukosa sudah habis, maka ketosis dimulai yaitu memecah lemak untuk melepaskan energi. Lemak yang disimpan dalam ginjal dan otot juga akan dipecah untuk menghasilkan energi.
Mengurangi hipertensi
Puasa juga bermanfaat untuk mengurangi tekanan darah pada penderita hipertensi tanpa menggunakan obat. Puasa membantu mengurangi risiko aterosklerosis, yaitu tersumbatnya arteri oleh partikel lemak yang menyebabkan darah tinggi. Selama puasa, simpanan glukosa dan lemak digunakan untuk menghasilkan energi, tingkat metabolik tubuh berkurang, hormon seperti adrenalin dan noradrenalin juga berkurang. Dengan demikian hal ini akan membuat metabolisme tubuh kita dalam batas yang stabil, sehingga dampak akhirnya adalah penurunan tekanan darah.
Membantu menjaga Berat badan
Puasa bisa membantu menurunkan berat badan dengan lebih cepat, karena akan mengurangi timbunan lemak dalam tubuh. Namun puasa tidak bisa dijadikan sebagai strategi untuk menurunkan berat badan yang baik. Menjaga berat badan yang seimbang, adalah langkah awal yang baik untuk bisa hidup yang sehat berkualitas.
Meningkatkan kebiasaan diet yang sehat
Puasa akan mengurangi keinginan kita untuk makan atau ngemil makanan olahan, namun lebih mendorong keinginan kita untuk makan-makanan alami, terutama air, dan buah-buahan. Ini adalah salah satu cara yang baik untuk mempromosikan gaya hidup yang sehat.
Meningkatkan kekebalan tubuh
Ketika seseorang menjalankan diet yang seimbang di antara waktu puasa, maka mereka akan mendapatkan peningkatan kekebalan tubuh. Hal ini karena terjadi pelepasan racun dan pengurangan timbunan lemak dalam tubuh selama puasa. Kecenderungan orang yang berbuka puasa adalah makanan alami yang segar seperti buah-buahan yang mengandung air, maka hal ini akan meningkatkan asupan vitamin dan mineral.
Membantu Mengatasi masalah Kecand*an
Puasa bisa membantu seseorang untuk mengurangi keinginan merok*ok, alk*hol, kafein, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kecand*an. Meskipun ada hal lain yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah kecand*an, puasa bisa berperan baik untuk masalah ini.

TULISAN 12 PEREKONOMIAN INDONESIA



Terombang-ambing di Lautan Nilai-Nilai Moral yang Terus Berubah

MENURUT sebuah legenda populer, ia berjalan di siang hari bolong sambil membawa lentera dalam upaya yang gigih tetapi sia-sia untuk mencari orang yang lurus hati. Ia bernama Diogenes, ia seorang filsuf yang tinggal di Athena pada abad keempat SM.
Tidak dapat dipastikan apakah legenda itu akurat atau tidak. Namun, andaikan Diogenes hidup sekarang, dapat dimaklumi jika ia harus berupaya lebih gigih untuk menemukan orang-orang yang bermoral. Banyak orang tampaknya menampik paham bahwa orang harus menganut nilai-nilai etika apa pun yang baku. Berulang kali, media massa menyoroti kebobrokan moral—dalam kehidupan pribadi, pemerintahan, profesi, olah raga, lingkungan bisnis, dan bidang-bidang lain. Banyak nilai yang dijunjung tinggi selama generasi-generasi sebelumnya tidak direspek lagi. Standar-standar yang baku dikaji ulang dan sering kali ditolak. Nilai-nilai lainnya dikagumi dalam teori tetapi tidak dalam praktek.
”Sudah bukan zamannya lagi standar-standar moral diterima umum,” kata sosiolog agama Alan Wolfe. Ia juga mengatakan, ”Dalam sejarah, belum pernah seperti sekarang ini, orang semakin merasa tidak bisa mengandalkan tradisi dan lembaga untuk membimbing mereka secara moral.” Mengenai apa yang terjadi 100 tahun belakangan ini, Los Angeles Times mengomentari pendapat filsuf Jonathan Glover bahwa kemerosotan agama dan hukum-hukum moral universal sangat berperan terhadap keruntuhan secara global menuju kekerasan.
Namun, kebingungan demikian mengenai nilai-nilai yang umum diterima, tidak membuat beberapa orang jera mencari suatu kaidah moral. Beberapa tahun yang lalu, Federico Mayor, mantan direktur jendral UNESCO, menyatakan bahwa ”lebih daripada sebelumnya, etika menjadi sesuatu yang sangat diperhatikan oleh dunia”. Tetapi, fakta bahwa dunia tidak mau menganut nilai-nilai yang positif bukanlah petunjuk bahwa tidak ada nilai-nilai yang baik yang dapat dan harus dianut.
Akan tetapi, bisakah semua orang sepakat mengenai standar yang harus dianut? Jelas tidak. Dan, jika tidak ada standar yang disepakati tentang apa yang benar dan salah, bagaimana orang bisa mengevaluasi nilai-nilai apa pun? Dewasa ini, relativisme moral demikian sudah populer. Namun, Saudara dapat melihat bahwa sikap ini tidak benar-benar memperbaiki keadaan moral secara umum.
Sejarawan Inggris bernama Paul Johnson berpendapat bahwa falsafah relativisme adalah salah satu faktor yang berperan dalam ”melemahkan . . . rasa tanggung jawab pribadi dan rasa wajib yang sudah terpancang kuat untuk menjalankan kaidah moral yang mapan dan secara objektif benar” yang tampaknya umum sebelum awal abad ke-20.
Maka, mungkinkah kita menemukan suatu ’kaidah moral yang secara objektif benar’ atau hidup selaras dengan ”hukum-hukum moral universal”? Adakah yang dapat menyediakan nilai-nilai yang tidak berubah dan abadi yang bisa membuat kehidupan kita lebih stabil serta memberi kita harapan untuk masa depan? Artikel berikut akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.


TULISAN 11 PEREKONOMIAN INDONESIA



PUNCAK-PUNCAK GEJALA SOSIAL DAN MENGATASINYA
Pengenalan
Belakangan ini terlalu banyak diperkatakan isu yang berkaitan dengan masalah sosial yang melibatkan remaja. Pelbagai andaian, hujah, cadangan, program dan aktiviti bagi menangani masalah sosial ini diutarakan. Perlakuan sosial yang negatif dalam bentuk devian sosial tidak seharusnya merupakan satu petunjuk ke atas kelemahan masyarakat  untuk membudayakan pembangunan secara positif yang berteraskan prinsip dan nilai-nilai  murni kemanusiaan serta agama.
Pengertian masalah sosial remaja
Secara umumnya masalah sosial  merangkumi berbagai perlakuan  negatif anggota  masyarakat yang tidak membawa sokongan dan keuntungan kepada kekuatan sistem dan struktur ekonomi yang diamalkan  dalam sesuatu masyarakat ataupun negara.
Secara perundangan tidak terdapat definisi yang khusus  bagi mengkategorikan remaja. Akta Pekerjaan Kanak-Kanak dan Orang Muda 1996 mentakrifkan  seorang kanak-kanak adalah mereka yang  berada dalam lingkungan umur 10 hingga 14 tahun. Dalam Akta Pengangkatan  1952,  kanak-kanak didefinisikan mereka yang berumur 21 tahun ke bawah.Walaupun setiap akta ini tidak menjelaskan peringkat umur tertentu, secara umumnya dalam membicarakan masalah remaja, golongan remaja yang perlu ditumpukan adalah yang berumur  di bawah 21 tahun dan sebahagian besar daripada mereka masih dalam alam persekolahan.
Statistik Gejala Sosial Remaja
Di Malaysia,  remaja merangkumi lebih daripada separuh keseluruhan penduduk. Oleh kerana bilangannya yang ramai, maka masalah yang berkaitan dengan kelompok ini juga banyak.
Data dan statistik  banyak menunjukkan keruntuhan akhlak di kalanagan remaja di negara ini adalah semakin serius. Mengikut  Pihak Berkuasa Jenayah Bukit Aman (Berita Harian, 22 September 1993) antara tahun 1990 dan 1992 sahaja, seramai 37602 individu ditahan  bagi kesalahan jenayah harta benda  serta kekerasan. Daripada  jumlah ini, seramai 3450 atau 9.17%  adalah remaja dan dalam kalangan  remaja yang diberkas pula, kesalahan yang dilakukan  boleh dibahagikan kepada jenayah kekerasan dan harta benda.
Perangkaan polis menunjukkan, antara kes jenayah yang selalu dilakukan oleh remaja adalah pecah rumah, rusuhan, pergaduhan sesama mereka, salah guna dadah, mencuri basikal atau motosikal (Utusan Malaysia, Januari 1992).
Jenayah yang dilakukan  oleh remaja  bukan hanya berlaku di kawasan bandar raya atau bandar-bandar besar sahaja, malah di merata tempat di seluruh pelusok negara. Sebagai contoh, di Kedah sahaja, sebanyak 307 kes jenayah  berlaku sepanjang tahun 1991. Daripada jumlah itu, 73 kes membabitkan pelajar sekolah. Mengikut pembahagian kaum, seramai 204 kes melibatkan kaum Melayu, 54 remaja  Cina dan 47 adalah remaja kaum India.
Berdasarkan statistik, kes melibatkan remaja jelas meningkat antara tahun 1990 dan 1992. Pada tahun 1990, sebanyak 657 kes dicatatkan, diikuti 830 kes pada tahun 1991 dan 1487 kes pada tahun 1992.
Satu lagi kesalahan yang melibatkan remaja adalah lari atau hilang dari rumah. Pada tahun 1990, terdapat 1578 kes, 1991 (1981 kes), 1992 (2221 kes) dan 1993 (1485 kes).
Dari segi jenayah melibatkan bahan berbahaya seperti dadah psikoaktif, antara tahun 1990 dan 1992, daripada jumlah 22912 penagih dadah  yang ditahan, 2856 orang (12.46%) adalah remaja.
Statistik seterusnya adalah bersabit kesalahan akhlak yang amat serius  dari kaca mata masyarakat Malaysia, iaitu perbuatan maksiat di kalangan  remaja. Menurut Menteri Perpaduan Negara dan Pembanguan Masyarakat, Datuk Napsiah Omar (Berita Harian, 3 Februari 1992), bilangan remaja  yang rosak ahklak masih tinggi. Pada tahun 1988, sebanyak 3978 kes dicatatkan, 4111 kes pada tahun 1989,  3763 kes pada tahun 1990  dan sebanyak 2658 kes sehingga bulan Oktober 1991.
Satu lagi tabiat  remaja  yang menampakkan potensi untuk menjadi gejala yang sukar dibendung adalah kegemaran  mereka membazir masa. Istilah yang popular digunakan kini adalah “budaya lepak”. Satu kajian   di dua buah rumah pangsa  di Kuala Lumpur mendapati sebanyak 90% remaja kaum Cina terus pulang ke rumah selepas sekolah, sebanyak 72% remaja kaum India  berbuat demikian dan hanya 5.8% remaja kaum Melayu pulang ke rumah selepas sekolah (Utusan Malaysia, 11 Mac 1993).
Punca Keruntuhan Akhlak
Daripada data dan statistik yang dibentangkan, terbukti keruntuhan ahklak di kalangan remaja masih pada tahap yang tinggi. Keruntuhan ahklak ini dapat dilihat  dari pelbagai sudut. Antara punca yang dikenal pasti adalah seperti berikut;
  1. Salah satu faktor yang dikaitkan dengan keruntuhan akhlak remaja adalah penglibatan dalam jenayah. Remaja yang terlibat dalam jenayah bukan sahaja datang daripada keluarga yang miskin tetapi juga  keluarga berada, malah segelintir daripada mereka berasal daripada keluarga yang  mempunyai latar belakang yang baik.
Justeru, bolehlah dikatakan bahawa punca-punca keruntuhan akhlak  yang utama adalah kemerosotan dari segi asuhan, didikan, bimbingan serta kawalan oleh ibu bapa atau penjaga. Selain itu, tekanan  hidup, sikap mengejar kemewahan serta penglibatan dalam aktiviti sosial lain menyebabkan ibu bapa  dan anak kurang  mempunyai masa atau kesempatan untuk bercakap, berbincang, berdamping antara satu sama lain. Malah  ada yang jarang bersua muka. Keadaan ini menyebabkan remaja membawa cara hidup sendiri tanpa panduan dan pengawasan ibu bapa.
Keluarga yang terlalu mewah cara hidupnya  juga menyebabkan keruntuhan disiplin remaja. Sebagai contoh, ibu bapa yang terlalu memanjakan anak-anak kerap memberikan  wang saku  yang terlalu banyak. Perbuatan ini menyebabkan mereka mudah dipengaruhi  oleh remaja lain yang bersuka-suka. Kesan pergaulan  bebas dan terpengaruh dengan rakan-rakan sebaya  yang rosak akhlak akan memburukkan lagi keadaan. Juga sikap ibu bapa  yang tidak mengambil berat  tentang kelakukan dan pergaulan anak  remaja  mendorong pada kerosakkan ahklak. Remaja yang terlalu awal terdedah kepada alam masyarakat yang mempunyai sikap yang kompleks tanpa bimbingan mencukupi daripada ibu bapa juga merupakan  salah satu faktor keruntuhan akhlak.
Antara punca-punca lain keruntuhan akhlak yang berkaitan dengan hubungan kekeluargaan adalah alam rumah tangga yang tidak teratur, perpisahan ibu bapa, pertengkaran yang kerap berlaku dalam keluarga, keadaan sosio-ekonomi yang sempit, suasana rumah tangga yang tidak harmonis dan tenteram serta tidak keupayaan pihak penjaga mengawasi pendidikan anak-anaknya boleh juga membawa kepada kancah keruntuhan moral.
Justeru, sebagai ibu bapa  dan anggota masyarakat yang bertanggungjawab, kita seharusnya  menjalankan kewajipan dengan merancang  aktiviti, mengenal pasti masalah anak, memberi nasihat,  pedoman, memberikan kemudahan-kemudahan serta mengawal selia anak sepanjang masa.
  1. Pengaruh persekitaran, luaran dan media massa juga sentiasa membentuk perilaku  para remaja yang masih mentah dalam menghadapi cabaran hidup. Pelbagai dorongan yang kurang sihat dipaparkan  melalui persekitaran ini yang seterusnya menyebabkan mereka terikut-ikut  dengan pengaruh ini. Lantaran itu untuk memenuhi keinginan ini, mereka merayau-rayau di pusat-pusat membeli-belah, pusat permainan video dan secara tidak langsung terlibat dalam pergaulan bebas.
  1. Pengaruh di sekolah juga penting dalam pembentukkan akhlak remaja. Tekanan yang dihadapi pelajar semasa di sekolah kerana tumpuan terpaksa diberikan dalam akademik serta guru yang kurang profesional dalam menangani masalah pelajar yang bermasalah akhirnya menyebabkan pelajar mengambil jalan mudah untuk keluar daripada masalah itu dengan terlibat dengan kegiatan-kegiatan yang kurang sihat. Situasi ini didorong oleh kurang perhatian daripada ibu bapa di rumah.
Cara Mengatasi Masalah
Perbincangan  mengenai keruntuhan ahklak remaja adalah berkisar isu pelajar remaja. Justeru, strategi mengatasi masalah seharusnya ditumpukan pada golongan remaja  ini. Berikut beberapa saranan:
  1. Peranan ibu bapa adalah amat penting dalam memberikan perhatian yang serius terhadap anak-anak mereka. Ibu bapa mestilah memperhatikan setiap gerak-geri atau pergerakan anak-anak mereka. Ibu bapa   hendaklah sentiasa mengetahui dan mengenal pasti masalah yang dihadapi oleh anak mereka serta sanggup meluangkan masa untuk mengatasai masalah tersebut. Ibu bapa juga seharusnya mengetahui rakan-rakan anak mereka dan sentiasa memastikan anak-anak mereka berkawan dan bergaul dengan mereka yang mempunyai kedudukkan moral yang baik. Selain itu ibu bapa hendaklah menghabiskan sebahagian daripada masa seharian bersama anak-anak mereka dengan memberikan keyakinan, keberanian, mewujudkan sikap positif terhadap masalah, emosi dan keputusan. Selain itu tingkatkan penghayatan anak-anak terhadap agama, nilai-nilai murni, motivasi, melatih anak cara bersopan, prinsip-prinsip akauntabiliti, tepati janji, berketerampilan, menunjukkan keperibadian yang mulia, amanah, sanggup menerima kelemahan diri serta meneroka potensi anak. Ibu bapa hendaklah menjadi role modelkepada anak.
  2. Pendekatan akademik. Ini boleh dilakukan dengan menambahkan aktiviti-aktiviti berteraskan akademik dan separa akademik  seperti kegiatan ko-kurikulum di sekolah. Begitu juga dengan perubahan-perubahan teknik-teknik pengajaran seperti penggunaan komputer, video, bantuan alat pandang dengar dan teknik pengajaran luar kelas.
  3. Mewujudkan sistem perundangan di sekolah. Peruntukan undang-undang di peringkat sekolah boleh menimbulkan rasa takut di kalangan  pelajar sekolah, di samping mengurangkan beban dan tanggungjawab pihak sekolah dan pihak ibu bapa  dalam pengawasan disiplin.
  4. Penguatkuasaan Undang-Undang oleh pihak berkuasa seperti polis. Bidang kuasa polis yang sedia ada perlu digunakan oleh pihak pentadbir sekolah dalam mendisiplinkan pelajar-pelajar. Pihak pentadbir hendaklah mengambil kesempatan dengan merujuk masalah pelajar ini kepada pihak polis.
  1. Langkah-langkah pencegahan yang bersesuaian hendaklah diadakan seperti kaunseling di peringkat sekolah. Kaunseling di peringkat sekolah adalah penting dalam membantu remaja mengatasi masalah mereka. Program ini akan lebih bermakna sekiranya kaunselor-kaunselor yang berkelayakan dan berpengalaman dilantik dalam memantapkan pelaksanaan dan keberkesanan kaunseling tersebut.
Persatuan Ibu Bapa dan Guru (PIBG) perlulah memainkan peranan yang penting. Pertemuan yang lebih kerap antara ibu bapa, penjaga dan guru perlu diadakan khasnya bagi pelajar-pelajar yang bermasalah. Ibu bapa seharusnya menerima teguran daripada guru dengan sikap terbuka dan positif. PIBG jangan lah jadi umpama “KUCING TAK BERGIGI, TIKUS LOMPAT TINGGI-TINGGI”